Rab. Des 4th, 2024

Bersiap Hadapi Badai PHK Lagi Imbas Merosotnya Indeks Industri Manufaktur Indonesia

Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Oktober 2023 berada di level 51,5. Berdasarkan S&P Global, angka tersebut merosot 0,8 poin jika dibandingkan dengan capaian September 2023 yang berada pada level 52,3. Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence, Jingyi Pan mengatakan, turunnya indeks manufaktur dikarenakan adanya perlambatan pertumbuhan produksi pada Oktober 2023.

Hal ini berkaitan dengan perlambatan pertumbuhan penjualan pada Oktober 2023. Dalam laporannya, beberapa industri manufaktur mengalami pelemahan permintaan sejak Oktober 2023. Ditambah lagi, permintaan asing khususnya permintaan baru juga mengalami penurunan pada periode tersebut.

"Tanda tanda perlambatan lebih lanjut pada momen pertumbuhan telah terlihat, termasuk perlambatan kedua secara secara berturut turut pada pertumbuhan permintaan baru dan kontraksi baru pada permintaan ekspor baru," ujar Jingyi Pan Rabu (1/11/2023). Oknum Anggota Polres Kolaka Timur Tembak Teman Wanitanya, Kini Diperiksa Propam Polda Sultra Mantan Pemain Persib Bandung Dilaporkan ke Polisi Bersama 28 Rekan Setim, Padahal Tak Digaji 2 Bulan

DPD Golkar Luwu Boyong 50 Pengurus Partai Hadiri Kampanye Prabowo di Makassar Nilai Relawan Prabowo di Makassar Jauh Lebih Tinggi Dibanding Capres 02, Ketum Gerindra Curhat Anak Lebam Usai Dianiaya, IRT di Palembang Berang Laporkan Tetangga ke Polisi

Jalan Rusak dan Berlubang di Indralaya Utara, Pores Ogan Ilir Polda Sumsel Inisiatif Mulai Perbaikan Survei Elektabilitas Capres Terbaru, Pilpres 2024 1 Putaran, Prabowo Mengaku Sudah Tak Sabar Kerja Halaman 4 Menurutnya, akibat perlambatan pertumbuhan penjualan pada Oktober 2023, industri manufaktur sedikit mengurangi jumlah tenaga kerjanya dan membatasi kenaikan harga jual.

"Akan tetapi penurunan inflasi harga jual yang lebih lambat diharapkan dapat membantu menahan inflasi di perekonomian Indonesia yang menjadi pertanda baik di tengah meningkatnya ketidakpastian," katanya. Sementara itu, optimisme seputar perkiraan output pada tahun mendatang turun ke tingkat terendah dalam delapan bulan. Menurut panelis, kepercayaan diri bisnis berkurang karena ketidakpastian perekonomian global yang meningkat. Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita mengatakan, penurunan indeks manufaktur Oktober 2023 ini dikarenakan menurunnya permintaan, terutama permintaan dari pasar ekspor yang mengakibatkan penurunan produksi.

Penurunan produksi biasanya akan sejalan juga dengan pengurangan tenaga kerja di sektor manufaktur, baik berupa pemutusan hubungan kerja (PHK) maupun dirumahkan untuk sementara waktu dengan jumlah atau persentase yang sepadan dengan penurunan produksi. Ronny bilang, PHK secara sporadis (musiman) sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu. Penyebanya juga bermacam macam, mulai dari mengecilnya pasar ekspor manufaktur Indonesia, serta kalah bersaing di pasar domestik akibat penetrasi barang impor murah dari China.

Selain itu, PHK tersebut bisa juga diakibatkan oleh digitalisasi produksi beberapa perusahaan manufaktur untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi produksi. "Jadi PHK sporadis ini jika lama lama terus terjadi tentu akan berujung dengan PHK massal," ujar Ronny dikutip dari Kontan. "Artinya, perpaduan pelemahan permintaan global, tekanan masif dari produk manufaktur impor, dan digitalisasi sektor manufaktur tentu akan menggerogoti sektor manufaktur kita. Bukan hanya menambah jumlah pekerja yang di PHK," imbuhnya.

Di sisi lain, Ronny juga menyoroti kontribusi manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB) yang semakin menunjukkan tren penurunan. Padahal, peran sektor industri terhadap perekonomian sangat signifikan lantaran bisa menyerap tenaga kerja yang lebih banyak dengan kualifikasi pendidikan yang beragam. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB Indonesia tuun menjadi 18,25 persen pada kuartal II 2023.Tren penurunan ini juga terjadi sangat cepat dan berbanding terbalik dengan negara China, Thailand, Malaysia dan Afrika Selatan yang bisa berhasil rebound dengan cepat untuk sektor industri manufakturnya.

"Kontribusi manufaktur terhadap PDB akan terus tertekan, lalu lapangan pekerjaan di sektor manufaktur juga akan semakin mengecil," pungkasnya. Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik (Inaplas) Fajar Budiono tidak menampik bahwa sudah ada pengurangan tenaga kerja di sektor manufaktur, khususnya di industri tekstil. Sementara, untuk di insutri plastik belum terlihat ada pengurangan tenaga kerja, melainkan hanya mengurangi volume produksi.

"Kalau industri tekstil sudah mulai ada pengurangan (tenaga kerja). Kalau di plastik si masih belum," kata Fajar. Di sisi lain, media sosial besutan ByteDance, TikTok dikabarkan tengah bersiap menggelar PHK pada sejumlah karyawan globalnya. Informasi ini mencuat ke publik usai Wall Street Journal mengabarkan bahwa TikTok meminta para manajer di seluruh dunia untuk memberikan skor lebih rendah kepada anak buahnya dalam penilaian kinerja periodik pegawai.

Saat dikonfirmasi secara langsung pihak TikTok enggan memberikan komentar apapun terkait beredarnya isu ini, namun apabila strategi penilaian tersebut benar direalisasikan maka jumlah pegawai TikTok dengan kinerja di bawah standar melonjak dua hingga tiga kali lipat. “Penilaian F yang berarti gagal dan I yang berarti tidak selesai. Bila sistem penilaian baru diterapkan semua karyawan di seluruh cabang yang berkinerja rendah berpotensi kena PHK,” jelas juru bicara Wall Street Journal sebagaimana dikutip dari TechAsia. Menurut informasi yang beredar PHK ini dilakukan ByteDance sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk memotong pembengkakan kerugian.

Dengan begini ByteDance dapat mengoptimalisasi kinerja perusahaan yang saat ini tengah menghadapi tantangan. Meski TikTok sukses menyabet gelar sebagai perusahaan privat dengan valuasi paling tinggi di dunia mencapai 23,5 miliar dolar AS, namun selama beberapa bulan terakhir medsos asal China ini mengalami tekanan akibat aksi boikot sejumlah negara. Salah satu yang berteriak paling keras untuk memblokir TikTok adalah Amerika Serikat (AS).

Negara Paman Sam itu menuding TikTok berpotensi mengganggu keamanan nasionalnya karena memiliki hubungan erat dengan China. Tuduhan pencurian data TikTok mulai muncul usai tim peneliti menemukan source code di TikTok yang menunjukkan bahwa aplikasi tersebut memanen data seperti lokasi, perangkat yang digunakan, dan aplikasi apa saja yang ada di dalam HP pengguna. Dengan memanfaatkan data tersebut Barat khawatir warga negaranya dapat dikontrol oleh pemerintah China.

Lantaran pemerintah negeri tirai bambu ini kerap memanfaatkan algoritma di media sosial, untuk membawa pengaruh ke pengguna. Baru – baru ini TikTok Indonesia secara resmi menutup layanan e commerce TikTok Shop sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Penutupan ini lantaran aplikasi besutan perusahaan ByteDance ini melakukan tindakan predatory pricing atau menjual produk cross border dengan harga di bawah rata rata modal.

Tak hanya itu, TikTok Shop juga dianggap melanggar aturan pemerintah Indonesia karena berperan ganda sebagai e commerce dan juga platform sosial media. Hal tersebut yang mendorong Kementerian Perdagangan Indonesia mengambil langkah tegas dengan menutup layanan TikTok Shop lewat Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2023. Dengan aturan tersebut, kini TikTok hanya diperbolehkan memfasilitasi promosi barang atau jasa dan dilarang menyediakan transaksi pembayaran.

Apabila aturan tersebut dilanggar maka pemerintah Indonesia tak segan memblokir layanan TikTok dari tanah air secara permanen.

By admin

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *